EFEK
KENAIKAN TARIF BBM
Pada
hari Senin, 11 November yang lalu presiden baru Indonesia yaitu bapak Joko
Widodo telah menetapkan kenaikan tarif BBM untuk premium dan solar. Harga
bensin premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500, sedangkan untuk bahan bakar
solar naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500. Kenaikan bahan bakar bersubsidi ini
menimbulkan beberapa protes dan dukungan dari masyarakat Indonesia. Akan tetapi
bagaimanapun juga harga bahan bakar bersubsidi ini telah naik dan sebagai warga
negara yang baik kita perlu untuk menghargai keputusan yang telah dibuat oleh
pemerintah karena keputusan tersebut juga telah melalui beberapa perundingan
dengan pihak – pihak terkait. Banyak pihak yang kontra dengan keputusan
tersebut menilai bahwa kenaikan harga BBM hanya akan semakin menyulitkan
masyarakat Indonesia khususnya mereka yang kurang mampu, selain itu harga
minyak dunia yang turun justru membuat masyarakat ‘mengerutkan dahi’ mengapa harga
BBM bersubsidi naik. Di sisi lain pihak yang pro dengan keputusan tersebut
mengatakan bahwa harga BBM di Indonesia pantas untuk naik karena harga yang
terlalu murah memungkinkan banyak penyelundupan minyak keluar Indonesia.
Bagaimanapun
juga tanpa melihat pihak – pihak yang pro atau kontra atas keputusan tersebut,
faktanya harga BBM bersubsidi telah naik dan kita harus mempersiapkan diri
untuk menghadapi kenaikan – kenaikan biaya pada beberapa sektor. Sebagai
mahasiswa, secara pribadi saya berpendapat bahwa demonstrasi yang dilakukan
oleh rekan – rekan mahasiswa akan sia – sia. Justru sebagai mahasiswa kita perlu
mendampingi dan mengawasi pemerintahan yang berlangsung setelah kenaikan BBM
ini karena demo hanya akan menyulitkan beberapa pihak dan hasilnya pun
cenderung nol besar. Seperti biasa kenaikan tari BBM bersubsidi akan
memengaruhi tarif lain, khususnya tarif angkutan umum. Saya sebagai mahasiswa
yang mengambil studi di wilayah Depok turut merasakan kenaikan tarif tersebut.
Namun kenaikan tarif angkutan umum di wilayah Depok dapat dikatakan wajar dan
tidak diambil secara sepihak. Karena menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota
Depok, Gandara Budiana kenaikan tarif angkutan umum hanya akan naik sebesar Rp
500 – Rp 1.000 untuk beberapa trayek tertentu seperti yang dikutip situs Kompas. Kenaikan tarif angkutan umum
tersebut telah disahkan pada hari Senin, 24 November 2014.
Kenaikan
harga BBM bersubsidi memang tidak dapat dihindarkan lagi, namun banyak pihak
yang menyayangkan jika kenaikan bahan bakar dilakukan di tengah harga minyak
dunia yang menurun. Akan tetapi, saya pribadi yakin bahwa kenaikan harga BBM
bersubsidi telah dianalisis oleh pemerintah, walaupun kita juga harus siap
menghadapi kenaikan harga – harga lain seperti kenaikan harga makanan pada
rumah makan, tarif angkutan umum, dan lain – lain. Sebagai warga negara yang bijak
kita hanya perlu mengawasi apakah kenaikan BBM bersubsidi ini layak dilakukan,
apakah alokasi dari dana subsidi ini tepat sasaran kepada sektor pendidikan dan
kesehatan, serta bagaimana kinerja pemerintah setelah kenaikan harga BBM
bersubsidi ini dilakukan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar