Jumat, 28 November 2014

Artikel Bebas

MUSIM HUJAN TIBA, DEPOK BERSIAGA




Memasuki bulan November hingga Maret tahun depan, Indonesia memang akan mengalami perubahan musim dari musim panas menuju musim hujan. Hal tersebut terjadi mengingat Indonesia memang hanya memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim panas, tidak seperti beberapa negara Eropa serta beberapa negara di benua Amerika yang memiliki 4 musim. Namun dengan hanya memiliki 2 musim seharusnya Indonesia lebih tanggap menghadapi pergantian musim yang cenderung ekstrim. Cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini sedikit banyak mengganggu aktivitas masyarakat Indonesia karena alam tidak dapat diprediksikan dengan tepat.
Sebagai mahasiswa dari salah satu universitas swasta yang terletak di wilayah Depok, Gundarma, saya juga turut prihatin dengan beberapa bencana yang terjadi di sekitar kota Depok. Dibanding wilayah Jakarta, Depok merupakan dataran yang lebih tinggi sehingga memungkinkan air aliran dari hujan akan turun ke Jakarta. Akan tetapi faktanya Depok juga mengalami bencana banjir pada beberapa wilayah seperti kecamatan Cimanggis, Sawangan, dan Beji. Alasan dari banjir tersebut mungkin tidak jauh berbeda dengan banjir – banjir yang terjadi pada berbagai wilayah, yaitu buruknya sistem drainase air. Hal tersebut memungkinkan air tidak dapat mengalir dengan baik karena pada dasarnya air akan mencari tempat ayang lebih rendah untuk mengalir dan akan bermuara pada laut. Selain alasan tersebut, banjir di Depok memiliki beberapa alasan lain seperti jebolnya tanggul pada beberapa anak sungai yang melintasi kawasan Depok. Saya pun sempat menyambangi salah satu kos – kosan milik seorang teman yang teletak di kawasan Beji dan pada saat itu banjir sedang terjadi. Walaupun banjir tersebut tidak terjadi secara merata di wilayah Beji, akan tetapi hal tersebut harus menjadi bahan evaluasi pemkot Depok mengenai sistem drainase yang harus segera diperbaiki.
Selain bencana banjir, masih ada bencana seperti puting beliung dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Depok. Memasuki musim hujan seperti saat ini Komandan Distrik Militer (Dandim) 0508, Letnan Kolonel Infanteri Santosa mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Muspida Depok dan mentapkan Depok siaga bencana. Ia mengatakan bahwa semua pihak yang terkait sepakat akan membentuk Satgas banjir yang berjumlah sebanyak 600 orang untuk kota Depok seperti yang dikutip dari situs Kompas. Selain Satgas banjir, pemkot Depok juga telah menyiapkan 20 perahu karet milik TNI, Polri, Dinkes, dan Bimasda.
Melalui persiapan yang telah dilakukan pemkot Depok, hal tersebut dapat menanggulangi beberapa bencana yang terjadi di sekitar wilayah tersebut. Akan tetapi pada dasarnya alam akan selalu memberikan manfaat kepada manusia, namun jika ia tidak dijaga maka ia akan memberikan bencana kepada manusia. Jadi bukan seberapa besar kita mengerahkan tenaga untuk menanggulangi bencana, akan tetapi seberapa besar peranan kita menjaga alam tersebut.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar