Ringkasan
Novel Surat Kecil Untuk Tuhan (Bab 4 - 6)
1.
Identitas Buku
Judul
Buku /Novel : Surat Kecil Untuk
Tuhan
Penterjemah : –
Penerbit :
Inandra Published
Tahun
Terbit : 2008
Cetakan :
Jakarta, September 2011
Edisi : Ke – 8
Tebal
Buku : vii+232
Harga
Buku : Rp.38.800,-
Pengarang : Agnes Davonar
2.
Kepengarangan
Agnes Davonar adalah sebuah fenomenal di
dunia sastra Indonesia. Ia memulai kariernya sebagai penulis amatir di sebuah
blog. Kemudian dengan cepat berkembang menjadi penulis yang mau belajar hingga
melahirkan lima novel online dan 42
cerita pendek yang begitu melekat bagi semua pembaca situs pribadinya. Tak heran bila sebuah kutipan dari sebuah
portal informasi detik.com mengatakan “Bahwa tidak sulit untuk mencari karya
dari seorang Agnes Davonar ”. Keunikan sendiri terdapat dalam nama Agnes Davonar.
Agnes berasal dari namanya sedangkan Davonar diambil nama dari adiknya. Jadi
mereka adalah dua saudara yang bersatu dalam sebuah karya.
Agnes lahir di Jakarta 8 Oktober,
sedangkan Davonar lahir di Jakarta, 7 Agustus. Mereka adalah dua saudara yang
besar dalama lingkungan seni. Ayahnya adalah seorang penulis kaligrafi Cina
sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang tangguh. Mereka berdua
membentuk sebuah blog dengan situs untuk menyalurkan tulisan mereka.
Agnes berkerja sebagai karyawan swasta
dan Davonar berkuliah di Universitas sastra Jepang Bina Nusantara. Keduanya
memiliki hobby yang sama yakni menyukai olahraga. Tapi kelihaian menulis telah
mengantarkan keduanya sebagai penulis muda berbakat dalam jajaran sastra
Indonesia. Agnes Davonar menyebutnya sebagai novelis dan cerpenis online.
Karena ketulusan dan kedisplinan dalam berkarya sebuah situs peringkat Blog
Topseratus.com.
3.
Sudut Pandang : Orang pertama
4.
Ringkasan Bab 4 : Malaikat Itu, Apakah
Kau Tahan?
Setelah
mencari kesana sini akhirnya pun ayah menemukan Prof.Mukhlis yang sudah ahli
dalam bidang kanker. Setelah berbicang-vincang tentang penyakitku dan keputusan
terakhir selain operasi adalah aku menjalankan kemoterapi selama 6 kali.
Keesokan harinya aku mengikuti kemoterapi yang pertama dan setelah kemoterapi
aku kaget karena semua rambut sudah rontok dan juga aku merasakan mual yang
sangat sekali. Empat hari pun berlalu proses kemoterapi itu mulai terlihat
hasilnya meskipun tidak terlalu memuaskan. Sewaktu melakukan kemoterapi yang
keempat, tubuhku terasa seperti sudah menolak obat obat keras tersebut dan
akhirnya aku mengalami koma selama dua hari. Setelah dua hari aku terbangun dan
bingung mengapa semua orang di sekelilingku menangis. Setelah itu keadaanku
membaik dan kami semua beramai-ramai membeli rambut palsu dan kacamata di WTC
ternama di Jakarta. Ayah pun membelikan aku sebuah kucing angora yang sangat
lucu dan aku memberi namanya Moni. Keesokan harinya aku melakukan operasi kecil
(bioksi) untuk mengangkat sedikit contoh kulitku dengan pemeriksaan
laboratorium dan setelah tes akhirnya keluar. Aku sungguh dinyatakan telah
sembuh dan bebas dari kanker.
5.
Ringkasan Bab 5 : Hari Indah Itu Mulai
Datang
Hari
yang indah dan harapan yang kunanti telah datang, kanker itu sudah pergi.
Sekarang aku ingin membalas segala rasa sedih dengan keceriaan. Aku kembali ke sekolah,
teman-temanku menyambutku dengan gembira seakan telah menantikan kehadiranku.
Pulang sekolah kami pun meluncur ke sebuah tempat perbelanjaan. Keesokan
harinya, ujian pun tiba selama tiga hari. Saat pembagian rapot meskipun aku
tidak masuk sepuluh besar, aku masih bersyukur karena aku naik kelas. Sebelum
liburan tiba, diadakan pertandingan volley antar kelas, kelas kami terbagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok angel dan kelompokku. Akhirnya kelompok angel
yang mewakili kelas kami. Saat liburan tiba ayah mengajak aku dan
sahabat-sahabatku beserta Andi liburan ke villaku di Kota Bunga, Puncak.
6.
Ringkasan Bab 6 : Pesta Telah Usai,
Kanker Itu Kembali
Aku
berpikir aku telah terbangun dari mimpi burukku. Dalam mimpiku kanker itu
kembali lagi. Pulang sekolah ini aku dan Andi akan menonton film Dealova di bioskop.
Di dalam film itu menceritakan sama apa yang aku alami dulu. Keesokan harinya
aku merasa aneh pada tubuhku, hidungku sering mimisan seperti dulu lagi.
Setelah dilakukan pemeriksaan ke dokter ternyata kanker itu muncul lagi tetapi ayah
menyembunyikan padaku. Keesokan harinya aku mengetahuinya bahwa aku terkena
kanker untuk kedua kalinya.