Jumat, 13 November 2015

DIKSI dan KALIMAT EFEKTIF

DIKSI dan KALIMAT EFEKTIF





Dalam kehidupan sehari-hari kita di tuntut untuk berbicara menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Di dalam Bahasa Indonesia kita sering mendengar istilah “Diksi” atau pilihan kata.
Pada Postingan kali ini saya akan mencoba membahas mengenai pengertian diksi, ciri-ciri diksi dan akan di bahas juga mengenai apa itu kalimat efektif.

1.      Pengertian Diksi

      Ada berbagai pengertian mengenai diksi, dari Wikipedia dijelaskan Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(2002 : 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda. 
Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.

Hal yang utama mengenai diksi menurut Gorys Keraf adalah : 
·  Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
·         Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari suatu gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kekompok masyarakat pendengar.
·        Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

2.      Ciri - Ciri Diksi

Ciri-ciri diksi yaitu menggunakan lafal, tekanan, intonasi yang sesuai menentukan pilihan kata (diksi), bentuk kata dan ungkapan yang tepat dalam kalimat. 
Jenis-Jenis Diksi
A.     Berdasarkan makna 
·         Makna Denotatif
Makna denotasi menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna denotasi berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan atas dua macam relasi, pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Contoh: Bunga mawar
        ·         Makna Konotatif
            Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya dari sebuah kata.
           Contoh: Bunga Bank


B.     Berdasarkan leksikal 
          ·         Sinonim
               Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama.
               Contoh:
               Sayang bersinonim kasih
             ·         Antonim
              Antonim adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan.
              Contoh:
              Bagus berantonim dengan jelek.
         ·      Homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi maknanya berlainan.
              Contoh: :
              Ibu mengukur kelapa terlebih dahulu sebelum mengupas pisang itu.


3.         Kalimat Efektif 

     Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu : 

a)   Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Contoh: 
·                     Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
·                     Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

b)   Keparalelan 

Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verbal.

Contoh: 
      a.       Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes. 
      b.      Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasangpenerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang. 

Kalimat tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

Kalimat tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut :
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan,pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

c)      Ketegasan 

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
Contoh:

Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden. 

d)      Kehematan 

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Perhatikan contoh: 
1.                  Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
2.                  Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut. 
1.                  Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
2.                  Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

e)      Kecermatan

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata.

Contoh : 

1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua
puluh lima ribu rupiah. 

f)       Kepaduan 

Kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

Perhatikan kalimat ini 
1.                  Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
2.                  Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya: 
1.                  Mereka membicarakan kehendak rakyat.
2.                  Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

g)      Kelogisan 

Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh : 
1.                  Waktu dan tempat kami persilakan.
2.                  Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
3.                  Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
4.                  Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
5.                  Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut. 
1.                  Bapak Menteri kami persilakan.
2.                  Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
3.                  Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
4.                  Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
5.                  Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di daerah tersebut.


4.         Sumber


Tidak ada komentar :

Posting Komentar